Ada yang punya usaha peternakan enthok? Tumben ngebahas enthok? Ya, karena aku lagi seneng piara enthok.
Unggas yang kalau di jawa disebut dengan enthok atau menthok ini dalam bahasa Inggrisnya disebut Muscovy Duck. Karena aku wong Java ya aku pake nama enthok saja. Biar enak ngomongnya, eh nulisnya.
Enthok atau nama kerennya muscovy duck ini termasuk dalam kriteria unggas perairan.
Di habitat aslinya tentu daerah yang nggak jauh dari sumber air. Seperti tepian sungai, rawa-rawa, sawah dan lain-lain pokoknya nggak bisa jauh dari air deh.
Dan di Indonesia ini enthok tersebar hampir di seluruh penjuru tanah air.
Aku nggak akan ngebahas lebih jauh tentang asal usul enthok. Kalau mau tau lebih tentang asal usul enthok kamu bisa liat di wikipedia.
Mungkin banyak orang yang memelihara unggas enthok ini terutama di desa-desa. Tapi, tidak banyak orang yang menggunakan jasa enthok untuk agribisnis dalam sekala besar. Kebanyakan masyarakat Indonesia memelihara enthok hanya untuk sekedar kesenangan, memenuhi kebutuhan gizi keluarga, pembersih sisa makanan, dan celengan hidup kalau kepepet butuh uang tinggal jual.
Padahal kalau dicermati, enthok itu banyak gunanya lho. Mulai dari kotorannya bisa dijadikan pupuk organik, bulunya yang bisa dijadiin bahan cock untuk bulu tangkis karena kualitasnya bagus, telurnya, dan dagingnya pasti. Coba liat aja warung di pinggir jalan, lesehan, bahkan restoran besar yang memakai daging enthok sebagai bahan baku masakannya. Terutama itu tuh…, rica-rica enthok. Hemm…yummy.
Kenapa ya, nggak banyak peternak unggas yang melirik enthok untuk dijadikan agribisnisnya? Aku coba cari informasi di internet, tanya mbah google, ngacak-acak situs agribisnis tapi nggak ketemu juga artikel yang ngebahas Cara Beternak Enthok lebih dalam. Udah pakai berbagai macam kata kunci mulai dari Enthok, entok, beternak entok, dll. Yang sering muncul malah beternak itik, ayam dst. Padahal aku butuh informasi itu.
Soalnya, aku lagi seneng memelihara enthok. Walaupun cuma dalam skala kecil juga. Sekarang ini jumlah enthok yang aku miliki ada sekitar +/- 40ekor. Yang gedhe ada 8ekor, 16 ekor bayah, 16ekor minthi baru menetas alias kalau bebek ya disebut DOD. Lumayan lah segitu banyak buat simpanan hari raya. xixixi…
Sebelum piara enthok aku pernah nyoba pembesaran DOC alias anak ayam. Tapi emang nggak bakat jadi peternak ayam kayaknya. Dari seluruh total DOC yang aku beli, 80% mungkin lebih berakhir dengan kematian. Oohh… tragis skali ini. Soalnya aku kurang persiapan sebelum memelihara, kurang pengetahuan, dan cuaca yang kurang mendukung.
Disamping aku pelihara ayam saat itu aku pelihara juga 8 anak enthok, kalau orang jawa bilang minthi. Dan ternyata 7 minthi berhasil tumbuh besar. Satu mati waktu kecil gara-gara kedinginan kehujanan semalaman.
Trus aku ambil keputusan untuk jual sebagian ayam buat beli anakan enthok. Dengan pertimbangan karena daya tahan enthok dirasa jauh lebih baik dari pada ayam dalam kondisi lingkungan dan cuaca buruk sekalipun. Dan memang benar terbukti.
Sementara karena belum dapet info cara beternak enthok, jadi selama ini piara enthok cuma ngandalin insting dan pengamatan di sekitar tempat tinggalku.
Makanan yang aku berikan juga sederhana raja. Cuma dedak/katul dan sisa makanan rumah tangga. Untuk menambah kapasitas makanan karena enthok ini bisa dibilang sangatlah rakus, maka aku sering memberi mereka hijau-hijauan. Bisa daun pisang, rumput, ataupun apa saja yang biasa dia makan ketika berkeliaran. Cara menambahkannya juga gampang, bisa dicampur dengan dedak ataupun langsung diberikan dalam bentuk utuh. Jika memberikan rerumputan dalam bentuk utuh, maka kita harus mengikat dengan erat terlebih dahulu rumput itu dan menggantungnya dengan tali. Hal ini untuk mencegah ruput hanya berhamburan, terinjak, dan mempermudah para enthok memotong makanannya. Cara memberikan makanan seperti ini akan berguna bagi ketahanan enthok yang pemeliharaannya dikandangkan dan akan terlihat lucu karena enthok makan seperti kambing.
Senang sekali saat liat enthok makan. Rakus dan tak ada hentinya. Sebanyak apapun kita beri makan, mereka takkan berhenti. Mungkin itu yang bikin para pelaku agribisnis enggan berbisnis enthok.
Tapi buat aku untung dikit juga nggak masalah. Yang penting senang dan nggak bikin susah.
Ini ada tips peluang usaha sampingan Ternak Unggas Mendekati Hari Raya
Artikel terkait:
* Peluang Usaha Pembesaran Ternak Memanfaatkan Moment Hari Raya
* Peluang Usaha Budidaya Keong
Artikel lain:
* Stop Dreaming Start Action
Filed under: agribisnis, hobi, memelihara binatang, side income | Leave a comment »